ads

Breaking News

Tren Boneka Seks - Pergeseran Norma atau Gaya Hidup Abnormal?


Beberapa waktu belakangan tren robot seks atau boneka seks kembali mencuat, setelah berita Masayuki Ozaki pria 45 tahun dari jepang yang lebih mencintai robot seksnya ketimbang istrinya sendiri. Dikarenakan sejak istrinya melahirkan, ia merasa kesepian dan jarang berhubungan intim.

Ozaki tidak sendiri ada pria lain dari daerah yang sama bernama Senji Nakajima yang sudah berusia 62 tahun, bahkan dia berjanji tidak berkhianat dan selalu mencintai robot seksnya.

Fakta membuktikan, penjualan robot seks kian hari semakin meningkat karena rumitnya hubungan antar seseorang di era yang sudah serba digital ini. Berakibat pada meningkatnya jumlah kelahiran pada suatu negara.

Baca Juga :


>> Perkembangan obot seks dari masa-kemasa

Sebelumnya robot seks hanyalah boneka yang modelnya sangat sederhana. boneka berbahan karet/plastik yang bisa ditiup. Pada tahun 2010 mulai muncul robot seks bernama Roxxxy, dibuat dengan kemampuan yang membuatnya bisa berbicara. Dan tahun 2015 RealDoll dibuat dengan kemampuan yang lebih tinggi, selain bisa diajak bercinta RealDoll juga bisa diajak mengobrol.

Bulan Mei lalu perusahaan Realdoll kembali menciptakan inovasi terbaru. Yaitu robot sex petama yang dapat orgasme bersamaan dengan penggunanya, yang bernama Harmony. Dia juga dilengkapi dengan orgam bagian intim yang berasa sangat nyata.

Pembuatanya sangat detail dari segi modelnya, warna, ukuran dan bentuk semua dibuat hingga detail terkecil, dan tergantung permintaan sang pembelinya. Robot tersebut dibandrol dengan harga $15.000 atau sekita Rp200 jutaan.




>>Lalu bagaimana hal ini dilihat dari sudut pandang kesehatan dan psikologis.

Boneka Seks

Banyak sumber menyatakan, kebanyakan pendapat psikologi di dunia sama. Bahwa manusia sekarang menginginkan segala sesuatunya ingin lebih praktis, sederhana dan cepat, itu artinya norma masyarakat sekarang sudah mengalami pergeseran. Saat masalah hadir diantara pasangan suami istri, solusinya sudah jelas terlihat.

Hadirnya solusi ini tidak serta merta membawa hal baik. Justru malah berdampak negatif khususnya pada wanita dan anak-anak. Orang yang mencintai robot ini lebih dianggap mesum dan abnormal atau malah awal dari gangguan kejiwaan.

Untuk komunikasi, ini adalah robot yang segala sesuatunya bisa diatur oleh penggunanya. Tidak perlu komunikasi yang rumit jika ingin memuaskan hasrat. Dari segi kesehatan fisik, selama robot seks itu hanya digunakan sendiri dan tidak ada orang lain yang menggunakanya, dirasa masih aman dan resiko tertular penyakit seksual lewat boneka seks bisa di hindari.

Tidak ada komentar